LAPORAN PRAKTIKUM I
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(ABKC 2201)
PROTOZOA
Disusun oleh:
Santi Mariani
( NIM A1C214050 )
Kelompok II A
Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
Drs. Dharmono, M.Si
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd
Asisten Dosen :
Dela Aprilia Lesman
M. Lutfi Ansari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI
2015
PRAKTIKUM I
Topik : Protozoa
Tujuan : Mengenal beberapa anggota phylum
Protozoa yang hidup bebas
di air tawar
Hari/ Tanggal :
Kamis / 26 Februari 2015
Tempat : Laboratorium
Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat :
1.
Pipet tetes
2.
Kaca benda
3.
Kaca penutup
4.
Mikroskop
5.
Kompor gas
6.
Panci
7.
Gelas aqua 12 buah
8.
Gelang karet
9.
Plastik transparan
10. Kertas
karbon 4 lembar
11. Kapas
B.
Bahan :
1.
Air kolam
2.
Air sawah
3.
Air selokan
4.
Air comberan
5.
Kotoran ayam kering
6.
Jerami
II.
CARA KERJA
A.
Medium Biasa
1.Dengan pipet ambil 2-3 tetes air
tersebut di atas, letakkan pada kaca benda, tutup dengan kaca penutup.
2.
Amati protozoa apa saja yang tampak.
3.
Gambar morfologi hewan-hewan tersebut dan sebutkan
bagian-bagiannya.
B.
Medium Biakan
1.
Rebus 200 gram jerami dengan air sebanyak ± 2 liter
selama 15 menit.
2.
Dinginkan air rebusan, menyaringnya lalu mengambil
sebanyak 80 ml air rebusan dan memasuasukkan ke dalam gelas aqua.
3.
Ke dalam aqua menambahkan kotoran ayam kering dan
sedikit jerami.
4.
Memasukkan air bahan sebanyak 20 ml.
5.
Berikan perlakuan gelas aqua A dalam keadaan
transparan, sedang botol B dalam keadaan tertutup kertas karbon.
6.
Biarkan media selama satu minggu.
7.
Lakukan pengamatan setelah satu minggu.
III. TEORI DASAR
Protozoa merupakan hewan bersel tungggal dan menjadi hewan pertama yang hidup di
permukaan bumi mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan
multiseluler dan walupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan
organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis (3-1000 mikron), sangat
beraneka ragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air
tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
Protozoa mempuyai lebih dari 30.000 spesies dengan
beberapa sifat karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat pathogen
pada manusia dan hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan
Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanan dalam proses
mikrobiologi tanah, air dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat
kehidupan yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan bacteria maupun
protozoa lainnnya sebagai sumber makanannya. Jika keadaan tidak menguntungkan
(tempat kering) atau tidak sesuai untuk pertumbuhannya, beberapa spesies dari
protozoa dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding
sel tebal. Pada saat keadaan baik kista pecah dan hewan-hewan itu hidup
kembali.
Berdasarkan struktur dan alat geraknya Protozoa dibagi
atas lima kelas yaitu :
1. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata mencakup protozoa yang menggunakan flagela (bulu cambuk)
sebagai alat gerak hewan dewasa. Kelas ini dibagi menjadi dua sub kelas :
a. Phytomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : biasanya mempunyai satu atau dua flagela,
mempunyai chromaplas (cromatophor) untuk fotosintesis. Beberapa
spesiesnya antara lain : Euglena, Volvox, Chlamydomonas, Paranema.
b. Zoomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : flagelnya satu sampai beberapa buah,
tidak mempunyai choromaplas, holozoic atau saprozoic, beberapa jenis
hidup bebas tetapi kebanyakan komensal, simbiosis atau parasit pada hewan lain
terutama golongan artropoda dan vertebrata. Bebrapa contohnya, antara lain
Leismania, Tripanosoma.
2.
Rhizopoda/ Sarcodina
Protozoa ini menggunakan pseudopodia (kaki semu) sebagai
organela gerak dan makan. Kelas ini mencakup semua amoeba yan hidup di laut,
air tawar, dan tanah.
Kelas ini dibagi menjadi 4 sub kelas, yaitu amoeba, foraminifera,
heliozoic, dan radiolaria. Contoh-contoh Rhizopoda yaitu :
a) Amoeba
proteus, memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
b) Entamoeba
histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae).
c) Entamoeba
gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut dan radang gusi
(Gingivitis).
d) Foraminifera
sp., fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e) Radiolaria
sp., endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk
bahan penggosok.
3.
Sporozoa
Secara praktis sprozoa adalah parasit karena dia tidak memilk alat gerak
dan vakoula kontraktil. Tubuhnya sederhana, berbentuk bulat panjang dengan
sebuah nukleus. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan
tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan
secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Contohnya: Bebesia, Theleria,
Moonocyctis dan Eimeria.
4.
Ciliata
Hewan-hewan kelas ini memiliki alat gerak berupa cillia (rambut getar)
untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam
saluran pencernaan herbivore dan sebagainya. Hidupnya dalam kolam. Cara
reproduksi aseksual (membelah diri) dan seksual (konyugasi). Contoh
Cilliata :
a)
Paramaecium caudatum, disebut binatang sandal,
yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil
yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif).
b)
Balantidium coli, menyebabkan penyakit diare.
5. Class
Suctoria
Bentuk muda hewan ini mempunyai silia, oleh sebab itu beberapa ahli
memasukkan ke dalam kelas ciliate. Hidupnya
mandiri jika sudah dewasa, mempunyai tentakel dan melekat pada suatu benda
dengan tentakelnya. Beberapa jenis bersifat parasit. Tentakelnya berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak memiliki silia. Cara makannya
bersifat holozoik. Reproduksi dengan membentuk tunas-tunas.
Contohnya : Podophyta dan Suctoria yang parasit.
Gambar Hasil Pengamatan
1.
Euglena viridis
2.
Paramaecium
caudatum
3. Amoeba
proteus
4.
Volvox
aureus
V. ANALISIS DATA
1.
Euglena viridis
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Protozoa
Super Classis : Mastigohora
Classis :
Phytomastigophorea
Ordo :
Euglenida
Familia :
Euglenae
Genus
: Euglena
Species
: Euglena viridis
( Haekner ; 1968 )
Euglena viridis dapat ditemukan pada air kolam dan air comberan, mempunyai
alat gerak berupa flagel sehingga oleh ahli zoologi dimasukkan dalam Phylum
Protozoa, tetapi karena mempunyai klorofil maka dimasukkan dalam class
Phytomastigophorea. Pada pengamatan ini ditemukan Euglena yang bersel satu.
Perkembangbiakannya hanya dengan cara membelah diri.
Alga ini bersifat tumbuhan karena memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan
makanan sendiri, namun juga bersifat hewan karena dapat bergerak aktif dan juga
memerlukan makanan berupa zat organik. Hewan ini hidup air tawar dan air laut.
Pernapasan pada Euglena viridis dilakukan
melalui permukaan membran, pergerakannya berlangsung karena flagellum.
Permukaan tubuhnya dilapisi oleh lapisan kutikula sehingga hewan ini mempunyai
bentuk tetap.
2.
Paramaecium
caudatum
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Sub phylum : Invertebrata
Classis :
Cilliata
Ordo :
Holotrichida
Familia :
Parameciidae
Genus :
Paramaecium
Species :
Paramaecium caudatum
(Hegner, 1968)
Paramecium
caudatum dapat ditemukan pada air kolam, tergolong hewan bersel satu yang
tubuhnya besar. Dapat terlihat dengan mata biasa sebagai titik yang
bergerak-gerak. Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuknya kelihatan seperti
sandal. Seluruh permukaan tubuhnya penuh dengan rambut getar (cilia), yang
merupakan ciri utama kelas Ciliata dan ordo Holotrichida. Gerakan rambut getar
ini menyebabkan hewan sandal ini dapat berenang cepat di dalam air. Jika hewan
tersebut bergerak, bagian ujung tubuhnya yang tumpul selalu terdapat di depan,
sedangkan ujung tubuh yang lancip selalu berada di bagian belakang. Dekat
bagian tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut
sel yang di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir dengan
rongga makanan. Paramaecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan
konjugasi.
3. Amoeba
proteus
Klasifikasi
Kingdom: Protista
Phylum : Protozoa
Class :
Sarcodina
Ordo :
Amoebida
Family :
Amoebidae
Genus : Amoeba
Spesies : Amoeba
proteus
(Djuhanda, Tatang. 1980)
Pada pengamatan spesies ini ditemukan pada
air sawah. Hewan ini memiliki nukleus untuk mengatur seluruh kegiatan tubuhnya ektoplasma
yang tampak bening dan endoplasma yang lebih keruh dan bergranula. Vakuola kontraktil yang
berfungsi menampung zat sisa metabolisme yang tidak berguna dan akan dibuang
melalui permukaan, membran tubuh. Vakuola makanan yang merupakan
kantong-kantong dalam tubuhnya yang berfungsi mencerna makanan yang telah
berada dalam tubuh. Amoeba proteus berbentuk tidak tetap (berubah-ubah)
dan tidak mempunyai skeleton serta memiliki alat gerak berupa kaki semu (atau
biasa disebut Pseudopodia).
4.
Volvox
aureus
Klasifikasi
Kingdom: Animalia.
Phylum : Protozoa.
Classis : Flagellata.
Ordo : Phytoflagellida.
Familia : Volovocidae.
Genus : Volvox.
Spesies : Volvox aureus.
(Djuhanda, Tatang. 1980)
Pada pengamatan Volvox aureus ditemukan pada
air kolam. Spesies ini mempunyai flagel diseluruh bagian tubuhnya,inti sel dan
membran sel. Berbentuk bulat seperti lingkaran. Hewan ini mengandung klorofil,
berkembang biak dengan 2 cara yaitu : seksual dan aseksual. Hidupnya bebas
sendirian, Volvox ini mempunyai dinding yang akan pecah dan membelah lalu
membentuk koloni baru.
VI. KESIMPULAN
1.
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai ukuran tubuh mikroskopis dan memiliki struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan
multiseluler.
2.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab
atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada
yang tanpa alat gerak serta
merupakan hewan yang bersifat parasit, mutualistis dan komensal, atau bebas.
3.
Cara protozoa dalam memperoleh makanannya adalah dengan
beberapa cara, yaitu : holozoik, holophitik, saprozoik, dan saprophitik
VII. DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Robert D. 1987.
Invertebrate Zoology. USA: BARNES
Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin : Penerbit Usaha Batang
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates
Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Surabaya Sinar
Wijaya.
Gambar 1 http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photo-structure-euglena-anatomy-freshwater-protozoan-composed-chlorophyll-has-rudimentary-eye-vector-diagram-image34424805
Diakses tanggal 4 Maret 2015
Gambar 2 http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photos-structure-paramecium-anatomy-vector-diagram-ciliate-protozoan-lives-stagnant-freshwater-covered-cilia-which-image34433518
Diakses tanggal 4 Maret 2015
Gambar 3 http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photography-structure-amoeba-proteus-unicellular-animal-pseudopods-lives-fresh-saltwater-anatomy-vector-diagram-image34406447
Diakses tanggal 4 Maret 2015
Gambar 4 http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_flagellated/VOLVOX/Volvox_Image_page.html
Diakses tanggal 4 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar