Selasa, 24 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA PROTOZOA




LAPORAN PRAKTIKUM I
ZOOLOGI INVERTEBRATA
(ABKC 2201)
PROTOZOA

Disusun oleh:
Santi Mariani
( NIM A1C214050 )
Kelompok II A

Dosen Pengasuh :
Drs. Bunda Halang, MT
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
Drs. Dharmono, M.Si
M. Arsyad, S.Pd, M.Pd
Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd

Asisten Dosen :
Dela Aprilia Lesman
M. Lutfi Ansari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI
2015
PRAKTIKUM I
Topik               : Protozoa
Tujuan             : Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup bebas
                          di air tawar
Hari/ Tanggal  : Kamis / 26 Februari 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Pipet tetes
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
4.      Mikroskop
5.      Kompor gas
6.      Panci
7.      Gelas aqua 12 buah                                              
8.      Gelang karet
9.      Plastik transparan
10.  Kertas karbon 4 lembar
11.  Kapas
B.     Bahan :
1.   Air kolam
2.   Air sawah
3.   Air selokan
4.   Air comberan
5.   Kotoran ayam kering
6.   Jerami

II.  CARA KERJA
A.    Medium Biasa
1.Dengan pipet ambil 2-3 tetes air tersebut di atas, letakkan pada kaca benda, tutup dengan kaca penutup.
2.   Amati protozoa apa saja yang tampak.
3.   Gambar morfologi hewan-hewan tersebut dan sebutkan bagian-bagiannya.
B.                           Medium Biakan
1.   Rebus 200 gram jerami dengan air sebanyak ± 2 liter selama 15 menit.
2.   Dinginkan air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasuasukkan ke dalam gelas aqua.
3.   Ke dalam aqua menambahkan kotoran ayam kering dan sedikit jerami.
4.   Memasukkan air bahan sebanyak 20 ml.
5.   Berikan perlakuan gelas aqua A dalam keadaan transparan, sedang botol B dalam keadaan tertutup kertas karbon.
6.   Biarkan media selama satu minggu.
7.   Lakukan pengamatan setelah satu minggu.

III. TEORI DASAR
Protozoa merupakan hewan bersel tungggal  dan menjadi hewan pertama yang hidup di permukaan bumi mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis (3-1000 mikron), sangat beraneka ragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
Protozoa mempuyai lebih dari 30.000 spesies dengan beberapa sifat karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat pathogen pada manusia dan hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanan dalam proses mikrobiologi tanah, air dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat kehidupan yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan bacteria maupun protozoa lainnnya sebagai sumber makanannya. Jika keadaan tidak menguntungkan (tempat kering) atau tidak sesuai untuk pertumbuhannya, beberapa spesies dari protozoa dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal. Pada saat keadaan baik kista pecah dan hewan-hewan itu hidup kembali.
Berdasarkan struktur dan alat geraknya Protozoa dibagi atas lima kelas yaitu :
1.   Flagellata (Mastigophora)
Flagellata mencakup protozoa yang menggunakan flagela (bulu cambuk) sebagai alat gerak hewan dewasa. Kelas ini dibagi menjadi dua sub kelas :
a.       Phytomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : biasanya mempunyai satu atau dua flagela, mempunyai chromaplas (cromatophor) untuk fotosintesis. Beberapa spesiesnya antara lain : Euglena, Volvox, Chlamydomonas, Paranema.
b.      Zoomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : flagelnya satu sampai beberapa buah, tidak mempunyai choromaplas, holozoic atau saprozoic, beberapa jenis hidup bebas tetapi kebanyakan komensal, simbiosis atau parasit pada hewan lain terutama golongan artropoda dan vertebrata. Bebrapa contohnya, antara lain Leismania, Tripanosoma.
2.   Rhizopoda/ Sarcodina
Protozoa ini menggunakan pseudopodia (kaki semu) sebagai organela gerak dan makan. Kelas ini mencakup semua amoeba yan hidup di laut, air tawar, dan tanah.
Kelas ini dibagi menjadi 4 sub kelas, yaitu amoeba, foraminifera, heliozoic, dan radiolaria. Contoh-contoh Rhizopoda yaitu :
a)      Amoeba proteus, memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
b)      Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae).
c)      Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut dan radang gusi (Gingivitis).
d)     Foraminifera sp., fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e)      Radiolaria sp., endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.
3.   Sporozoa
Secara praktis sprozoa adalah parasit karena dia tidak memilk alat gerak dan vakoula kontraktil. Tubuhnya sederhana, berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Contohnya: Bebesia, Theleria, Moonocyctis dan Eimeria.
4.   Ciliata
Hewan-hewan kelas ini memiliki alat gerak berupa cillia (rambut getar) untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivore dan sebagainya. Hidupnya dalam kolam. Cara reproduksi aseksual (membelah diri) dan  seksual (konyugasi). Contoh Cilliata :
a)      Paramaecium caudatum, disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif).
b)      Balantidium coli, menyebabkan penyakit diare.
5.   Class Suctoria
            Bentuk muda hewan ini mempunyai silia, oleh sebab itu beberapa ahli memasukkan ke dalam kelas ciliate. Hidupnya mandiri jika sudah dewasa, mempunyai tentakel dan melekat pada suatu benda dengan tentakelnya. Beberapa jenis bersifat parasit. Tentakelnya berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak memiliki silia. Cara makannya bersifat holozoik. Reproduksi dengan membentuk tunas-tunas.  Contohnya : Podophyta dan Suctoria  yang parasit.
 Gambar Hasil Pengamatan
1.      Euglena viridis


                 

     
              


2.      Paramaecium caudatum



                

3.      Amoeba proteus
                 

                


4.      Volvox aureus     












V. ANALISIS DATA
1.    Euglena viridis
Klasifikasi         
Kingdom            : Animalia
Phylum               : Protozoa
Super Classis      : Mastigohora
Classis                : Phytomastigophorea
Ordo                   : Euglenida
Familia               : Euglenae
Genus                 : Euglena
Species               : Euglena viridis
( Haekner ; 1968 )
Euglena viridis dapat ditemukan pada air kolam dan air comberan,  mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga oleh ahli zoologi dimasukkan dalam Phylum Protozoa, tetapi karena mempunyai klorofil maka dimasukkan dalam class Phytomastigophorea. Pada pengamatan ini ditemukan Euglena yang bersel satu.
Perkembangbiakannya hanya dengan cara membelah diri. Alga ini bersifat tumbuhan karena memiliki klorofil sehingga dapat menghasilkan makanan sendiri, namun juga bersifat hewan karena dapat bergerak aktif dan juga memerlukan makanan berupa zat organik. Hewan ini hidup air tawar dan air laut. Pernapasan pada Euglena viridis dilakukan melalui permukaan membran, pergerakannya berlangsung karena flagellum. Permukaan tubuhnya dilapisi oleh lapisan kutikula sehingga hewan ini mempunyai bentuk tetap.

2.   Paramaecium caudatum
Klasifikasi
Kingdom            : Animalia
Phylum               : Protozoa
         Sub phylum        : Invertebrata
Classis                : Cilliata
Ordo                   : Holotrichida
Familia               : Parameciidae
Genus                 : Paramaecium
Species               : Paramaecium caudatum
(Hegner, 1968)
Paramecium caudatum dapat ditemukan pada air kolam, tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar. Dapat terlihat dengan mata biasa sebagai titik yang bergerak-gerak. Jika dilihat di bawah mikroskop, bentuknya kelihatan seperti sandal. Seluruh permukaan tubuhnya penuh dengan rambut getar (cilia), yang merupakan ciri utama kelas Ciliata dan ordo Holotrichida. Gerakan rambut getar ini menyebabkan hewan sandal ini dapat berenang cepat di dalam air. Jika hewan tersebut bergerak, bagian ujung tubuhnya yang tumpul selalu terdapat di depan, sedangkan ujung tubuh yang lancip selalu berada di bagian belakang. Dekat bagian tubuh yang lancip terdapat lekukan ke dalam yang merupakan lubang mulut sel yang di sebelah dalamnya berhubungan dengan suatu corong, berakhir dengan rongga makanan. Paramaecium berkembang biak dengan jalan pembelahan diri dan konjugasi.

3.   Amoeba proteus
Klasifikasi
Kingdom: Protista
Phylum   : Protozoa
Class       : Sarcodina
Ordo       : Amoebida
Family    : Amoebidae
Genus     : Amoeba
Spesies   : Amoeba proteus
(Djuhanda, Tatang. 1980)
        Pada pengamatan spesies ini ditemukan pada air sawah. Hewan ini memiliki nukleus untuk mengatur seluruh kegiatan tubuhnya ektoplasma yang tampak bening dan endoplasma yang lebih keruh dan bergranula. Vakuola kontraktil yang berfungsi menampung zat sisa metabolisme yang tidak berguna dan akan dibuang melalui permukaan, membran tubuh. Vakuola makanan yang merupakan kantong-kantong dalam tubuhnya yang berfungsi mencerna makanan yang telah berada dalam tubuh. Amoeba proteus berbentuk tidak tetap (berubah-ubah) dan tidak mempunyai skeleton serta memiliki alat gerak berupa kaki semu (atau biasa disebut Pseudopodia).

4.   Volvox aureus   
Klasifikasi
Kingdom: Animalia.
Phylum   : Protozoa.
Classis    : Flagellata.
Ordo       : Phytoflagellida.
Familia   : Volovocidae.
Genus     : Volvox.
Spesies   : Volvox aureus.
(Djuhanda, Tatang. 1980)
Pada pengamatan Volvox aureus ditemukan pada air kolam. Spesies ini mempunyai flagel diseluruh bagian tubuhnya,inti sel dan membran sel. Berbentuk bulat seperti lingkaran. Hewan ini mengandung klorofil, berkembang biak dengan 2 cara yaitu : seksual dan aseksual. Hidupnya bebas sendirian, Volvox ini mempunyai dinding yang akan pecah dan membelah lalu membentuk koloni baru.




VI.    KESIMPULAN
1.          Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai ukuran tubuh mikroskopis dan memiliki struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler.
2.           Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak serta merupakan hewan yang bersifat parasit, mutualistis dan  komensal, atau bebas.
3.          Cara protozoa dalam memperoleh makanannya adalah dengan beberapa cara, yaitu : holozoik, holophitik, saprozoik, dan saprophitik

VII.   DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Robert D. 1987. Invertebrate Zoology. USA: BARNES
Halang, Bunda dkk. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin :  Penerbit Usaha Batang
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya Sinar Wijaya.









                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar